Selasa, 22 Mei 2012

Aqidah Sbg Tegaknya Tauhid


Drs. St. Mukhlis Denros

Aqidah menurut bahasa dari aqoda ya’qidu- uqdatan wa aqidatan yang berarti ; ikatan, janji dan keyakinan yang mantap. Menurut istilah adalah perkara-perkara yang dibenarkan oleh jiwa dan hati merasa senang dan tenang karenanya serta menjadi suatu keyakinan bagi pemiliknya yang tidak dicampuri keraguan. Aqidah Islamiyah bersumber pada Al Qur’an, As Sunnah dan Al Ijma’.

Adapun dasar-dasar aqidah islamiyah adalah; Iman kepada Allah 2;177, 4;136, Iman kepada pada malaikat 2;97,98, Iman kepada kitab-kitab Allah 2;177, 4;136, Iman kepada hari akhir 2;177, 4;136, man kepada para Rasul 2;98, 4;136 dan Iman kepada qada dan qadar 25;2, yang kita kenal dengan rukun iman.

Rasulullah bersabda;"Iman ialah pengakuan dengan hati, pengucapan dengan lisan dan pengamalan dengan anggota" [HR. Ahmad] "Iman itu bukanlah dengan angan-angan tetapi apa yang telah mantap di dalam hati dan dibuktikan kebenarannya dengan amalan" [Mutafaqun alaih].

Bukti bahwa aqidah dan iman itu sangat penting bagi hidup manusia di dunia ini adalah;

1.Nasehat Lukman kepada anaknya;
Seorang ahli hikmat yang terkenal sampai namanya tercantum dalam Al Qur'an bernama Lukman Al Hakim. Sebelum menanamkan ibadah dan akhlak kepada anaknya, pertama sekali Lukman menanamkan aqidah dan iman yang bersih dari syirik, "Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".[Lukman 31;13]

Pembersihan iman dari noda syirik sangat penting dalam rangka menjaga kesucian tauhid, bila iman sudah bersih maka ibadah dan akhlak yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari akan dijamin kesuciannya. Landasan ibadah dan akhlak adalah iman yang bersih dari noda syirik. Bahkan Allah akan mengampuni semua dosa dengan izinnya kecuali dosa yang mencederai ketauhidan dengan kesyirikan.

2.Da'wah Rasul di Mekkah
Selama 13 tahun Rasulullah di Mekkah dalam menyampaikan agama Islam untuk masyarakat Quraisy, beliau memperioritaskan pembinaan aqidah dan iman sebelumnya sehingga berhala di Ka'bah sebanyak 360 dibiarkan dahulu, bila dihancurkan berhala itu maka pasti akan berdiri berhala-berhala yang lebih banyak lagi dan bentrokan fisik pasti akan terjadi, tapi ketika islam telah jaya akhirnya mereka yang membangun berhala itulah yang menghancurkan sembahannya itu.

Selama da'wah di Mekkah maka khamar, judi dan riba masih dibolehkan karena hal itu menjadi budaya dalam kehidupan masyarakat Quraisy, Masjid belum dibangun, Jilbab belum diwajibkan
Setelah iman tertanam dengan baik akhirnya mereka sendiri yang menghancurkan berhala, meninggalkan khamar, judi dan riba, kaum wanitanya spontan memakai jilbab ketika perintah itu sudah turun.

3.Ajaran Jibril kepada Rasulullah
Ketika Rasulullah dan para sahaba sedang berada di sebuah majelis maka datanglah seseorang dengan pakaian serba putih dan bertanya tentang empat hal;
a. Apa yang dimaksud dengan iman, Rasul memberikan jawaban; " Iman adalah engkau percaya kepada Allah, malaikat-Nya, hari akherat, para Rasul dan yakin adanya hari berbangkit".

b. Apa yang dimaksud dengan islam, Rasul memberikan jawaban; "Islam adalah, hendaknya kamu menyembah Allah, jangan menyekutukanNya, mendirikan shalat, mengeluarkan zakat dan puasa pada bulan Ramadhan".

c. Apa yang dimaksud dengan ihsan, lalu Rasul menjelaskan; "Hendaknya kamu menyembah Allah, seolah-olah kamu melihat-Nya, jika kamu tidak melihatNya, pasti Dia melihatmu".

d. Kapan datangnya kiamat?Rasul menjawab,"Saya tidak tahu".
Dari empat pertanyaan itu, yang pertama ditanyakan adalah iman, sebab iman itu merupakan pondasi dalam beramal.

4.Menangkal datangnya penyakit Wahn
Rasulullah meramalkan nanti bahwa ummat islam akan diporakporandakan oleh ummat lain ibarat makanan yang terhidang di meja makan, atau ibarat buih di atas laut. Dan ummat islam diserang oleh penyakit wahn, yaitu penyakit,"Terlalu cinta kepada dunia dan terlalu takut dengan kematian".
Ini terjadi karena aqidah dan iman tidak mantap.

5.Untuk menghadapi ujian hidup
Untuk menghadapi derasnya ujian kehidupan ini diperlukan aqidah, yang siap menerima tempaan hidup; "Dan sungguh akan kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun"[Al Baqarah 2;155-156]

6.Supaya kenal Allah, Rasul dan Islam
Orang yang aqidahnya baik, dia akan mengenal Allah, Rasul dan islam pula dengan baik; Dia-lah yang mengutus rasul-Nya dengan membawa petunjuk dan agama yang benar agar dia memenangkannya di atas segala agama-agama meskipun orang musyrik membenci. [Ash Shaff 61;9]

Ada beberapa hal kecil yang nampaknya sepele, akan tetapi mampu mendangkalkan aqidah, islam hanya sekedar formalitas, tercatat pada lembaran sensus atau KTP saja. Jangan aktif melaksanakan keseluruhan perintah Allah, sedangkan sisi luar dari islam itu sendiri tidak pernah dinampakkan. Misalnya saja, masihkah terucap kalimat ”Astaghfirullah” dikala kita terkejut, atau ”Subhanallah” saat keindahan dan kekaguman menyeruak di kalbu. Masihkah terukir ucapan sanjungan ”Alhamdulillah” dikala kita menerima dan mereguk nikmat Allah ? Masih dapat dikatakan baik bila hanya diam daripada keluar ucapan yang mengandung dosa.

Ketika berjanji mampukah kita mengatakan, ”Insya Allah” [semoga Allah memperkenankan] atas keterbatasan dan ketidakmampuan manusia. Lebih baik tidak berjanji daripada hanya untuk mengingkari. Dalam situasi dan kondisi bagaimanapun relakah kita dengan lidah tanpa kendali mengucapkan ”Allah” atau akan kita alihkan dengan kalimat ”Tuhan Yang Maha Esa”. Tatkala mendengar kabar orang meninggal dunia, masihkah dengan kerendahan kita mengakui kebesaran Allah dengan mengucapkan, ”Inna lillahi wainna ilaihi raji’un”.

Memang hal di atas merupakan pekerjaan ringan, tetapi mampu menggeser kedudukan dan eksistensi iman, sementara kita berbaur dengan tradisi dan kemajuan zaman, ucapan Allah diperlakukan hanya dikala memohon do’a agar dapat kedudukan, setelah kedudukan diperoleh Allah dilupakan. Ucapan ”Assalamu’alaikum” telah diganti dengan kata-kata ”Merdeka” atau yang lebih sopan ”selamat siang” atau ”selamat malam”.

Dalam menyampaikan rasa gembira dan salud kepada teman-teman yang berhasil dalam prestasinya, tidak hanya sekedar berjabat tangan, adu pipi, kecup bibir didepan umum mulai dibudayakan. Islam dan iman telah ditelanjangi oleh bau farfum, kerlap kerlip lampu dan hingar bingarnya musik di gedung megah yang penuh dengan acara kemaksiatan, kontes mode, kontes ratu kecantikan sampai lomba ratu sejagat sengaja diadakan untuk mengalihkan perhatian umum, terutama pemuda untuk meninggalkan agamanya, kemudian terjun ke gelanggang menyaksikan dari satu kontes ke kontes lainnya, manusia telah asyik tenggelam bersama alkohol dengan aromanya sampai mereguk nikmatnya kulit-kulit mulus yang memang diperdagangkan.

Pendidikan nampaknya bukan lagi menjadikan manusia baik, penyantun kepada orangtua, pengabdi kepada khaliqnya, tetapi hanya sekedar berilmu dan pintar dengan harapan kelak menjadi orang kaya, berkedudukan dan beruang [punya duit]. Kalau sekedar hanya untuk pintar sangat mudah, suapi saja dengan berbagai ilmu. Tetapi untuk menjadikan manusia yang baik sangat sulit, dia harus dilatih dalam keluarga dengan dasar keimanan yang kuat, sehingga kehadirannya dalam keluarga menjadi ”Qurratu a’yunin” penyejuk mata dan penyenang hati, bukan musuh yang harus dipelototi serta dihardik dengan menampakkan kekasaran.Masyarakatpun merupakan tantangan yang harus dihadapi, dia mampu menyeret warganya ke lembah maksiat, nilai manusia dijunjung karena jabatan.

Sisi kecil dari islam, yaitu ucapan ”Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh” dikalangan pemuda masjid, Risma atau organsasi pemuda islam lainnya. Ucapan itu merupakan hal yang wajar dan memang harus dilestarikan, karena terseret budaya yang tidak islami banyak manusia yang tercetak menjadi algojo, orang-orang bejat, koruptor dan manipulator. Dalam keluarga mungkin telah maksimal orangtua memerankan diri untuk menanamkan keyakinan [aqidah] kepada anaknya, tetapi bisa kabur dan dangkal kembali bila lingkungan masyarakat tidak menunjang ke arah itu.

”Selamat siang dan selamat malam” lebih dipopulerkan, bahkan dalam pertemuan yang tidak diselenggarakan di masjid, ketika menyampaikan sambutan/ pidato ucapan ini menjadi tabu, seolah-olah hanya layak dipakai di masjid dikala berkhutbah saja, sedangkan islam itu luwes, dapat dipakai tanpa memperhatikan apakah ini siang, sore atau malam, di ujung pencakar langit atau di surau di ujung desa.
Aqidah, yang terangkum dalam rukun iman, ibarat akar pada sebuah pohon, ibarat pondasi pada sebuah bangunan. Manifestasi dari iman itu harus nampak pada tiga hal yaitu pada hati, lisan dan amal perbuatan. Sebelum menanamkan ibadah dan akhlak kepada anaknya, pertama sekali Lukman menanamkan aqidah dan iman yang bersih dari syirik;

"Dan (Ingatlah) ketika Luqman Berkata kepada anaknya, di waktu ia memberi pelajaran kepadanya: "Hai anakku, janganlah kamu mempersekutukan Allah, Sesungguhnya mempersekutukan (Allah) adalah benar-benar kezaliman yang besar".[Lukman 31;13]

Pembersihan iman dari noda syirik sangat penting dalam rangka menjaga kesucian tauhid, bila iman sudah bersih maka ibadah dan akhlak yang diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari akan dijamin kesuciannya. Landasan ibadah dan akhlak adalah iman yang bersih dari noda syirik. Bahkan Allah akan mengampuni semua dosa dengan izinnya kecuali dosa yang mencederai ketauhidan dengan kesyirikan, HM.As'ad El Hafidy dalam bukunya yang berjudul "Kangker Tauhid" yang diterbitkan oleh Media Da'wah Jakarta Tahun 1990 mengungkapkan ada beberapa hal yang dapat mengotori aqidah diantaranya;

1.Jimat-Jimat
Disebut juga tamimah yaitu kalung batu dan sebagainya, orang Arab meletakkannya pada leher anak untuk menampik penyakit dan menolak arwah jahat. Pengertiannya yaitu apa saja yang dipercayai dapat menolak bala atau dapat mendatangkan tuah, Rasulullah bersabda;"Sesunguhnyanya jampi-jampi dan guna-guna itu adalah syirik" [HR. Ahmad dan Abu Daud].

Adapun bentuk jimat itu beragam sesuai dengan zamannya seperti keris, batu akik, cincin, Al Qur'an yang digulung atau yang digantung, Al Qadhi Abu Bakar berkata;"Menggantungkan Al Qur'an sebagai jimat bukanlah sunnah, hanya yang ada pada sunnah itu ialah berzikir dengannya dan bukan menggantungkannya".

Umumnya masyarakat islam baik yang hidup di kota apalagi di desa yang tidak mengenal islam dengan baik mereka beranggapan menggunakan jimat adalah suatu kelaziman, ironinya mereka banyak yang berpendidikan tinggi tapi masih terbelenggu dengan hal-hal tradisional yang banyak mengandung syirik seperti jimat itu.

2.Haikal Jaljalut
Haikal atau jaljalut adalah selembar kertas bergambar pedang Zulfikar yang saling menyilang, dikiri kananya terpampang dua buah perisai bertuliskan. Gunanya untuk menangkis serangan musuh seperti sihir, tenung, guna-guna, pencuri, kebakaran dan kemasukan jin. Termasuk juga untuk menangkis bencana banjir dan angin topan. Adapun tempat pemasangan di toko-toko, leher anak kecil, rumah tempat tinggal dan lain-lain.

Ini fungsinya sama dengan jimat hanya bentuk gambarnya saja yang khas sehingga menambah keyakinan akan kehebatan benda itu sebab ada pedang Rasulullah yang disebut dengan pedang zulfikar. Keyakinan ini masih banyak terdapat pada umat islam karena dangkalnya ilmu dan lemahnya iman.

3.Tathayyur
Tathayyur ialah mempercayai adanya hal-hal kejadian tertentu yang dapat menyebabkan atau mengundang sial, dalam sekelumit kejadian pada Nabi Musa yang disabdakan Allah pada surat Al A'raf 7;131"Kemudian apabila datang kepada mereka kemakmuran, mereka berkata: "Itu adalah Karena (usaha) kami". dan jika mereka ditimpa kesusahan, mereka lemparkan sebab kesialan itu kepada Musa dan orang-orang yang besertanya. Ketahuilah, Sesungguhnya kesialan mereka itu adalah ketetapan dari Allah, akan tetapi kebanyakan mereka tidak Mengetahui".

Sebagai contoh;
a.Orang yang sedang berjalan lalu kopiahnya jatuh atau dia melihat orang
mengasung jenazah, dia menganggap akan datang kesialan pada dirinya.
b.Mendirikan rumah baru tanpa dipasang kelapa, padi, pisang, bendera dan
lain-lain, dianggap penghuni rumah kelak dapat kesialan.
c.Bila isteri yang sedang hamil membunuh lipan maka anaknya akan
berwatak lipan atau cacat.
d.Angka tiga belas dianggap mendatangkan kesialan sehingga kita tidak
menemukan tempat duduk nomor 13 di pesawat atau kendaraan lainnya
begitu juga tidak ada lantai 3 atau lantai 13 pada setiap hatel yang
mempercayai kesialan angka itu.

4.Wanita, Rumah dan Kendaraan Sialan
Ada kepercayaan pada masyarakat kita yang menganggap wanita,rumah dan kendaraan mendatangkan kesialan yang diawali pada hadist nabi yang menyatakan;"Kalau ada kesialan itu, maka pada rumah, wanita atau kendaraan" [HR. Bukhari]

Sebenarnya bukanlah begitu maksud Nabi, dari Hadits diatas yang dimaksud sial bukanlah wanita, rumah dan kendaraan tapi sipat yang ada padanya. Seperti wanita yang berperangai buruk seperti pemboros, suka menyeleweng, pemarah, egois dan sifat negatif lainnya akan menyebabkan sial bagi suaminya.

Rumah yang sempit, tidak sehat, kumuh dan reot jadi siap bagi pemiliknya dan kendaraan yang suka macet dan banyak masalah sial bagi pemiliknya.
Jadi yang mendatangkan kesialan itu bukanlah bendanya atau zatnya tapi sifat dari benda itu yang kurang baik, sedangkan benda dan zatnya tidaklah ujud kesialan bagi pemiliknya.

5.Tafaul/ Optimis
Tafa'ul artinya perkataan atau perbuatan yang dipergunakan untuk menggembirakan atau berupa sugesti, contoh tafa'ul yang dibolehkan yaitu memberi nama anak "Sugiharto" agar anaknyua jujur dan banyak harta. Memberi nama anak "Selamat" agar anak selamat hidupnya di dunia dan akherat, memberi nama anak Mukhlis agar kelak menjadi anak yang ikhlas dalam beribadah.

Sedangkan tafaul yang dilarang seperti pesta panen dengan acara tradisi, supaya panen yang akan datang cepat dan lebih meningkat. Membaca sajak al Barzanji agar selamat dalam perjalanan, orang hamil dilarang membunuh lipan agar tidak lahir anak yang cacat.
Selayaknya seorang mukmin punya tauhid yang bersih tanpa tercemar oleh faham lainnya, sifat optimis menatap masa depan dibenarkan dalam islam selama tidak ada unsur tahayul dan syiriknya.

6.Tanjim/ Astrologi Perbintangan
Ajaran islam tidak membenarkan seorang mukmin untuk mempercayai ramalan bintang yang kesemuanya itu mengandung unsur perbuatan syaitan, ramalan bintang itu seperti yang sering ada di media massa membuat remaja dan orangtua mempercayainya, sebagai contoh orang yang mempunyai bintang Scorpio dari tanggal kelahiran 23 Oktober sampai 22 Nofember menyatakan; Tugas baru memerlukan konsentrasi, tak usah hiraukan mulut usil orang lain. Tetaplah pada prinsif, keuangan sangat menyenangkan, hari yang baik pada hari Rabu, jangan melakukan perjalanan pada hari Sabtu, asmara menggembirakan.

Padahal bintang itu ditinjau dari ajaran Islam memiliki hikmah tersendiri, bintang itu gunanya untuk menjaga langit dari syaitan 67;5, bintang merupakan perhiasan langit dan bintang juga petunjuk bagi manusia 16;16"Dan dialah yang menjadikan bintang-bintang bagimu, agar kamu menjadikannya petunjuk dalam kegelapan di darat dan di laut. Sesungguhnya kami Telah menjelaskan tanda-tanda kebesaran (kami) kepada orang-orang yang Mengetahui" [Al An'am 6;97]

Ada beberapa julukan untuk para peramal yaitu Munajjin yaitu peramal yang menggunakan horoscop, Rasul adalah peramal yang mempergunakan goresan di pasir atau kertas, Arraf adalah peramal yang mempergunakan telapak tangan atau melihat tahi lalat dan Kahin adalah peramal yang mempergunakan sihir. Apapun namanya bahkan dizaman ini disebut dengan nama Para Normal maka tetaplah dilarang dalam islam, Rasulullah bersabda;

"Siapa yang datang kepada peramal lalu menanyakan sesuatu kepadanya kemudian membenarkannya maka tidak diterima shalatnya selama empat puluh hari" [HR. Muslim].
Ramalan itu tak lebih dari sebuah lemparan orang buta ke tengah-tengah lapangan yang penuh dengan manusia. Kalau ada yang kena dengan lemparan itu, bukanlah karena kemahiran sibuta tetapi karena banyaknya manusia yang berjubel di lapangan.

7.Hari Naas/ Sial
Naas artinya sial, malang dan celaka. Masyarakat kita mempercayai adanya hari baik dan hari buruk sehingga mereka mencari bulan, hari, tanggal dan jam baik untuk menyelenggarakan sesuatu seperti perkawinan, panen atau bertanam, padahal tauhid yang bersih mengajarkan kepada kita hari apa saja baik untuk manunia melakukan aktivitas. Pepatah Arab mengatakan,"Musibah bagi suatu kaum, faedah buat kaum yang lain", seperti hujan sial bagi tukang jemur tapi hal yang baik untuk tukang kebun, panas sial bagi tukang kebun tapi hal itu baik bagi tukang jemur.

8.Wasilah/ Perantara
Ini adalah kepercayaan yang tidak diajarkan dalam islam walaupun nampaknya kegiatan ini islami yaitu mengadakan perantara untuk mendekatkan diri kepada Allah dengan anggapan manusia adalah makhluk yang penuh dengan dosa dan kesalahan sehingga tidak pantas beribadah lansung kepada Allah karena tidak akan diterima ibadahnya itu oleh Allah. Seperti berwasilah kepada arwah orang yang dianggap shaleh sehingga mendatangi kuburannya untuk menyampaikan hal itu. Bahkan ada yang menjadikan benda sebagai wasilah seperti batu besar, gunung-gunung dan pohon-pohon besar. Segala bentuk wasilah apapun alasannya maka itu adalah syirik sebagaimana Allah berfirman dalam surat Az Zumar 39;3"Ingatlah, Hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat- dekatnya". Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak menunjuki orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar".

Muhammad bin Sulaiman At Tamimi berkata;"Berdo'a kepada wali untuk mendekatkan diri kepada Allah adalah syirik...do'a kepada wali dan menjadikan mereka pemberi syafaat disisi Allah adalah syirik".

Tiga bentuk tawasul menurut Ibnu Taimiyyah, dua tawasul yang dibolehkan yang pertama yaitu seperti tawasul dengan jalan iman, melaksanakan yang wajib dan yang sunnah melalui ibadah, sebagaimana firman Allah dalam surat Al Maidah 5;35" Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan".

Kedua tawasul dengan syafaat nabi Muhammad, ini juga dilakukan dengan lansung bukan kekuburan nabi, Allah sendiri mengajak ummatNya untuk berdo'a lansung kepada-Nya tidak ada perantara;"Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku akan masuk neraka Jahannam dalam keadaan hina dina"[Mukmin 40;60].

Sedangkan tawasul yang tidak dibolehkan menurut Ibnu Taimiyyah yaitu dengan jalan meminta kepada orang-orang shaleh agar disampaikan maksudnya kepada Allah;"Katakanlah: "Panggillah mereka yang kamu anggap (tuhan) selain Allah, Maka mereka tidak akan mempunyai kekuasaan untuk menghilangkan bahaya daripadamu dan tidak pula memindahkannya." Orang-orang yang mereka seru itu, mereka sendiri mencari jalan kepada Tuhan mereka siapa di antara mereka yang lebih dekat (kepada Allah) dan mengharapkan rahmat-Nya dan takut akan azab-Nya; Sesungguhnya azab Tuhanmu adalah suatu yang (harus) ditakuti". [Al A'raf 7;56-57].
Ada tawasul yang tidak berasal dari syariat berarti hal ini tidak dibenarkan seperti tawasul syirik yaitu bersumpah dan berdo'a selain kepada Allah dalam rangka untuk melenyapkan bahaya dengan pakai jimat atau menyembelih hewan bukan atas nama Allah dan lain sebagainya. Tawasul bid'ah adalah tawasul dengan ucapan "Aku bertawasul dengan kemuliaan si Anu bin si Anu" melalui kuburan dan memuja-muja wali dan syaitan.

Demikian banyaknya kangker tauhid yang dapat merusak iman seseorang dalam kehidupannya padahal sendi dan tonggak pertama dalam islam itu ada aqidah dan iman, bila aqidah sudah rusak diserang penyakit apalagi kangker tauhid namanya maka seluruh amal dan akhlak akan berantakan, islam seseorang hanya tinggal rutinitas nampa ruhiyyah yang mantap, akhlak hanya tinggal aktivitas yang penuh dengan kesyirikan, untuk itulah kita bersihkan aqidah dan iman kita dari noda-noda syirik dalam rangka membersihkan segalanya,Wallahu A’lam. [Kubu Dalam Padang, 29 Syawal 11432.H/ 27 September 2011.M].

Tidak ada komentar:

Posting Komentar